GEN FM

Cari ahh???

Loading

Senin, 21 Juni 2010

Tetap Optimis Saat Mencari Pekerjaan

Resah, gelisah, putus asa seringkali menyelimuti perasaan seseorang yang hingga saat ini masih berusaha mencari kerja. Mencari pekerjaaan memang tak semudah membalik telapak tangan. Banyak proses yang harus dilalui di tengah persaingan yang semakin ketat.
Sarwani (26) gelisah di ruang tunggu sebuah perusahaan pertambangan di Jakarta Selatan. Hampir genap tiga tahun wanita muda itu menyandang status pengangguran usai lulus dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. “Saya pasrah, kalau kali ini saya gagal lagi mendapatkan pekerjaan,” katanya lirih.
Sulitnya mencari pekerjaan di negeri ini bukan hal yang aneh. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja, hingga pertengahan tahun ini sedikitnya 40 juta orang tercatat belum memiliki pekerjaan untuk menjamin hari tua mereka. Sedangkan Biro Pusat Statistik mencatat sedikitnya 10,3 juta orang di Indonesia masuk dalam kategori pengangguran terbuka. Sedangkan 27,9 juta orang lainnya masuk dalam kategori pengangguran setengah terbuka.
Pemerintah memang tidak tinggal diam dalam membantu dunia usaha agar dapat berkembang dan menciptakan kesempatan kerja. Tidak cuma itu, pemerintah juga akan membantu pencari kerja meningkatkan keterampilan dan memfasilitasi pencari kerja. Untuk mendukung itu, Departemen Perindustrian (Deperin) menargetkan pembangunan industri nasional hingga 2009 mampu menyerap tenaga kerja 2,64 juta orang atau 13,6% secara nasional.
Kendati demikian, kenyataannya mendapat pekerjaan masih “barang langka”. Angka pengangguran terus membengkak dan bertambah hingga 600 ribu pengangguran hingga Juni tahun ini. Angka yang memprihatinkan mengingat jumlah perusahaan yang ada di negeri belum mampu menampung angka pengangguran sebesar itu. “Kami mencatat setidaknya 400.000 perusahaan yang masih beroperasi di Jawa dan Bali,” ungkap Managing Director & CEO Jobs DB Indonesia Eddy S Tjahja.
Sarwani adalah satu dari sekian puluh juta anak negeri ini yang belum mendapatkan pekerjaan. Situasi itu yang membuatnya kian frustasi, tapi tahukah kita bahwa rasa frustrasi menunggu datangnya panggilan itu jauh lebih menyakitkan hati?
Namun hal itu tidak mungkin dihindari selain bertahan dan bersabar. Kiat-kiat berikut, semoga mampu pertahankan pemikiran positif kita untuk bersabar dan terus berusaha.
1. Rajin-rajinlah ngobrol dengan teman
Teman curhat yang baik akan banyak membantu. Camkan saran-saran yang diberikan, siapa tahu bermanfaat bagi Anda. Semakin banyak masukan yang diberikan semakin baik bagi anda.

2. Buat catatan
Simpan catatan-catatan tentang nomor telepon atau kapan dan kemana saja kita mengirim lamaran pekerjaan. Hal-hal kecil seperti itu kadang akan lebih memudahkan saat melakukan follow-up.

3. Bagi waktu dengan baik
Atur berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk membuat surat lamaran yang akan dikirimkan baik melalui riset maupun melalui website atau cara lain. Kita tidak perlu berharap terlalu banyak atau merasa kecewa saat tidak mampu menyelesaikan apa yang telah ditargetkan tepat pada waktunya.

4. Tentukan tujuan
Motivasi adalah hal terpenting dalam mempertahankan harapan agar tidak mudah putus asa. Jangan rancang target yang berlebihan. Tetap realistis dan berusaha untuk konsisten menjalankannya.

5. Perkuat keyakinan diri
Jangan biarkan diri Anda larut dalam frustrasi berkepanjangan! Bila Anda memerlukan peralatan kosmetik baru (parfum atau lipstick misalnya), makan dessert yang enak, atau melakukan massage hanya supaya anda merasa lebih baik, lakukan saja.

6. Kumpul dengan teman-teman
Sediakan waktu misalnya sekali dalam seminggu atau sebulan untuk berkumpul dengan teman-teman Anda (yang mungkin senasib), tanya perkembangan masing-masing termasuk menjelaskan tentang perkembangan anda sendiri. Usahakan agar suasana berlangsung santai dan tidak mengeluarkan banyak uang.

7. Jeli Melihat Peluang
Kini, berbagai ajang pameran bursa kerja kerap diadakan. Bak jamur di musim hujan! Luangkan waktu untuk terlibat di ajang tersebut. Jangan pernah menyerah terhadap keadaan. Tapi, Anda juga harus jeli event mana yang memiliki kualitas paling tinggi. Jangan sampai Anda membuang waktu percuma demi sebuah event yang belum teruji. Anda harus jeli melihat kredibilitas penyelenggara ajang tersebut. Salah satu yang harus Anda datangi adalah ajang pameran bursa kerja yang diselenggarakan oleh Asia Expo dan disponsori JobsDB.com bertajuk CAREER 2007 “The 1st Premium Paperless Job Fair”. Acara ini diselenggarakan tanggal 28-29 Maret 2007 di Grand Ballroom Hotel Menara Peninsula Jakarta.
Beberapa kiat tersebut hanya sebagian dari banyak cara membangun rasa optimis. Maklum, menjalani proses pencarian pekerjaan sering kali menjemukan, berliku-liku bahkan kadang menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Namun semua itu berpulang kepada individu, bagaimana ia mampu mengelola optimistik itu sesuai dengan keutuhan hati dan perasaan masing-masing. Kenapa harus pesimis kalau di balik itu terbentang peluang untuk maju..Semoga tetap optimis. (ich)



Penyesuaian Diri di 60 Hari Pertama Kerja

Sekarang ini persaingan antar perusahaan semakin ketat, dan ditambah oleh jumlah tenaga kerja yang semakin banyak (dan berkualitas), maka seseorang dituntut untuk dapat dengan cepat menyesuaikan diri di tempat kerja barunya. Semakin cepat akan semakin baik. Berikut adalah strategi bagaimana anda harus bersikap selama 60 hari pertama di tempat kerja baru. Who knows, mungkin karir anda akan melesat dan tetap berada di jalur cepat.
1. 14 hari pertama: Pengenalan rekan-rekan kerja
Untuk berhasil, diperlukan kombinasi antara performa dengan kepribadian. Supaya bisa diterima oleh lingkungan baru, sering-seringlah menghabiskan waktu dengan rekan-rekan yang dapat memberitahu kita peraturan-peraturan informal di dalam perusahaan. Pertama dekati mereka-mereka yang akan sering anda temui (misalnya teman satu departemen atau dari departemen lain yang mempunyai hubungan erat dengan pekerjaan anda), para pembuat keputusan (misalnya pimpinan proyek) dan orang-orang yang berpotensi menjadi mentor anda. jangan ragu-ragu untuk menyediakan waktu makan siang dengan orang-orang ini. Tujuannya tak lain adalah untuk mengetahui rule-of-the-game yang berlaku di tempat baru tersebut, misalnya apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan membangun hubungan, kepercayaan dan informasi akan datang dengan sendirinya.

2. 30 Hari pertama : Bertemu atasan, tanyakan apakah ada kemajuan dalam pekerjaan anda
Kebanyakan orang yang baru bekerja di tempat baru melakukan kesalahan fatal dengan mengira atasan mereka tahu apa saja tugas yang harus anda lakukan. Hal ini diperparah oleh ketakutan kalau-kalau tugas kita dianggap tidak dikerjakan dengan benar. Tapi ada hal yang mungkin luput dari perkiraan kita, biar bagaimana pun atasan pasti ingin anda sukses, karena kesuksesan anda secara tidak langsung akan berakibat positif pada dirinya (dia juga akan mendapat pujian dari supervisornya).
3. 45 hari pertama : Tulis dan pahami deskripsi pekerjaan anda
Setelah satu setengah bulan di posisi baru, harusnya anda sudah tahu tanggung jawab apa saja yang harus anda emban. Tulis pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di benak anda di atas sebuah kertas, berikut dengan daftar proyek-proyek yang telah anda tangani. Kemudian temui atasan anda dan diskusikan hal ini dengannya, hal ini untuk menyamakan persepsi anda berdua tentang bagaimana menyelesaikan tugas-tugas di posisi anda yang dapat diterima oleh bos anda.

4. 60 hari pertama : Selesaikan pekerjaan dengan baik
Memang, anda harus melakukan pekerjaan yang cukup sulit untuk membuat orang lain terkesan. Namun anda harus berhati-hati, pilih proyek pekerjaan yang masuk akal dan bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Sebagai contoh, jangan pilih pekerjaan di mana hanya anda yang terlibat karena hanya memakan waktu lebih lama dan (mungkin) tidak mendapat dukungan dari atasan anda. Ambil proyek-proyek yang melibatkan orang lain dalam tim anda.

5. 60 hari kemudian : Penyegaran
Untuk melakukannya sebenarnya susah-susah gampang. Intinya adalah berusaha melakukan hal yang sama (dengan semangat yang sama) sebagaimana anda bekerja di dua bulan pertama. Kemudian buat kerangka kerja berdasarkan landasan yang telah anda ciptakan di 60 hari pertama tersebut. Memperluas pergaulan hingga mempunyai banyak teman dari perusahaan lain juga dapat menunjang usaha anda.
Ingatlah selalu bahwa memberikan atau menerima feedback akan menentukan posisi anda di kantor adalah proses yang terus berlanjut, jadi jangan cepat puas!!
Mengatasi Kejenuhan Saat Bekerja

Pernahkah anda merasa pekerjaan yang anda lakukan sekarang mulai menyebalkan oleh besarnya tekanan yang anda peroleh saat bekerja? Mungkin anda mulai merasa klien anda semakin rewel dan cerewet, bos anda mulai bertingkah sangat menyebalkan dengan terus-menerus tidak puas dengan pekerjaan atau bahkan mencela hasil kerja anda atau malah rekan kerja anda yang cenderung tidak kooperatif.
Anehnya, hal tersebut baru terjadi belakangan ini. Mungkin ini pertanda anda mulai mengalami apa yang dinamakan burnout atau yang biasa kita sebut dengan kejenuhan (yang biasanya disebabkan oleh stres). Jangan dianggap enteng lho, salah-salah bukan hanya pekerjaan tapi juga kesehatan anda yang terganggu.
“Kejenuhan itu sering kali muncul ketika saya butuh-butuhnya semangat untuk menyelesaikan tugas saya yang dikejar tenggat,” keluh Diana (27) seorang marketing communications salah satu perusahaan multinasional di Jakarta. Kalau sudah dihinggapi jenuh, Diana mengaku hanya menghabiskan jam kerjanya dengan chatting, berdandan bahkan kadang hanya bisa termangu.
“Semuanya jadi serba salah, mau kerja ngga dapat ide, ngga semangat. Mau ngga dikerjain, kerjaan malah terus bertumpuk ngga ada habisnya,” kata Soleh (24) ketika dimintai komentarnya Jumat lalu.
Kalau kejenuhan pada saat bekerja sudah datang menghampiri, mungkinkah bisa dihindari. Kalau pun tidak bisa dihindari apakah kejenuhan itu bisa diatasi. Coba simak beberapa aktivitas yang oleh berbagai kalangan dianggap cukup efektif untuk mengatasi kejenuhan ini. Aktivitas tersebut di antaranya :

1. Nikmati kehidupan di luar pekerjaan
Jangan campuradukkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Saat anda mempunyai waktu luang/libur, nikmatilah dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu saat kembali kerja, mudah-mudahan anda akan kembali bersemangat.
2. Jangan takut dengan kesalahan kecil
Berbuat salah bukan berarti dunia kiamat, jadi jangan ragu-ragu. Sesekali anda tak perlu takut dengan kesalahan-kesalahan kecil dalam pekerjaan (tapi jangan dalam hal-hal penting, salah-salah nanti anda malah dipecat!) yang mungkin terlihat lucu atau bodoh di mata orang lain. Secara tidak langsung, hal ini akan merangsang kreativitas dan imajinasi anda dalam bekerja. Plus, tantangan baru akan tercipta.
3. Bicarakan dengan rekan kerja anda
Kehidupan di metropolitan membuat seseorang menjadi cenderung individualis. Sering-sering lah hang-out atau makan siang bersama dengan rekan-rekan kerja anda. Siapa tahu dengan ngobrol dengan rekan kerja, anda bisa menemukan solusi masalah. Bukan tidak mungkin rekan kerja anda pernah mengalami masalah yang sama dengan yang anda alami saat ini.
4. Meditasi
Semakin cepat anda bekerja, semakin mudah anda terserang stres. Untuk mengatasinya, selalu bawa kertas dan pensil untuk mencatat kejadian-kejadian yang membuat anda stres di sepanjang hari kerja. Kemudian setelah tiba di rumah, coba anda duduk dan renungkan hal-hal apa saja yang telah terjadi hari ini selama 5 sampai 15 menit.
5. Kenali diri sendiri
Maksudnya di sini adalah mengenal bagaimana diri anda bereaksi saat bekerja dalam tekanan. Untuk mengetahuinya, tanyakan pada orang-orang yang mengenal anda dengan baik. Jangan merasa putus asa, ingatlah bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Bila anda sudah mempunyai pemahaman ini, maka mengatasi masalah akan lebih mudah.
6. Stres karena pekerjaan atau hal lain?
Apakah anda merasa kesal karena tekanan yang anda alami di kantor atau bawaan dari masalah di rumah yang tidak terselesaikan. Dengan mengenali penyebab stres, maka akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaiannya.
7. Pertolongan tenaga professional
Seandainya anda tetap tidak bisa menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi problema anda, ada baiknya anda menemui konselor/psikolog yang memang memiliki kemampuan untuk mengatasi hal-hal seperti ini. Jangan takut dianggap aneh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang mencari? belum tentu mendapatkan
Yang mendapatkan? belum tentu mengamalkan
Yang amal? Belum tentu ikhlas,
Yang bertanya! belum tentu mendapatkan jawabannya,

tetap teruslah berusaha berjuang meraih Keberhasilan dalam petunjuk, Rahmat dan Ridha - NYA. Amin